Selasa, 25 Oktober 2011

Kehidupan yang Menyenangkan

,
Ciri-ciri Kehidupan yang Menyenangkan


“Adapun kehidupan yang menyenangkan adalah ketika dia tidak melupakanKu dan tidak juga melupakan kenikmatanKu, tidak bodoh atas hakKu dan sepanjang siang dan malam selalu mencari ridhoKu”
Dalam diri semua manusia secara samar terdapat pengetahuan bahwa wujudnya adalah wujud yang memiliki ketergantungan dimana jika ingin abadi dan  menyempurna, hendaklah ia berhubungan dengan wujud yang maha kaya. Ketika dia sudah mengetahui sumber kehidupan dan kesempurnaan serta mengadakan hubunganan dengannya, maka dia akan meraih ketenangan. Ketika manusia mengetahui satu wujud dimana ketika kita berhubungan dengannya maka semua kebutuhan kita akan terwujud, bahkan kebutuhan akalnya; ketenangan pikiran akan muncul dalam dirinya dan untuk masa yang akan datang dia tidak merasa takut dan khawatir, sebab dia tahu bahwa kekuarangan yang dimilikinya akan bisa diselesaikan olehnya; jika tidak demikian maka hati dia selamanya akan penuh dengan ketakutan dan kekawatiran.
Di jaman sekarang terdapat paham-paham seperti ‘Hipisium’ atau ‘Nihilisme’ dan sebagian dari kelompok ‘Eksistensialisme’ yang berkeyakinan bahwa hidup tidak memiliki tujuan dan hidup selalu identik dengan kesedihan dan kekawatiran. Mereka berkata: kesedihan merupakan cirri kehidupan. Kesedihan dan kekawatiran dalam pandangan orang-orang seperti Sarter merupakan kelaziman hidup, jika manusia tidak memiliki kesedihan dan kekawatiran maka sama sekali dia tidak hidup! Karena mereka jauh dari kebenaran dan tidak mampu hidup tanpa kekawatiran akhirnya mereka menganggap bahwa kekawatiran merupakan kelaziman kehidupan. Mereka lupa bahwa kesedihan dan kegelisahan muncul akibat mereka tidak mengenal Tuhan dimana fitrah menginginkan kita untuk selalu berhuungan denganNya dan ini merupakan penyimpangan terhadap fitrah. Akan tetapi orang yang mengenal Tuhan dan memiliki hubungan denganNya tidak akan memeiliki kegelisahan, terutama jika dia tahu bahwa Tuhan selalu menginginkan yang terbaik untuknya dan Dia maha tinggi sehingga harus mengharap dari yang lain. Dan jelas, jika pengetahuan terhadap Tuhan semakin banyak maka kegelisahan dan kekawatiran akan semakin berkurang, kecuali jika manusia sudah melupakan Tuhan maka dia kembali akan merasakan kegelisahan.
Maka jika manusia menginginkan hidup yang menyenangkan tanpa adanya kekawatiran dan kegelisahan, hendaklah dia harus selalu mengingat Tuhan dan ini sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, seperti apa yang kitabaca dalam Al-Quran:

2 komentar to “Kehidupan yang Menyenangkan”

  • 25 Oktober 2011 pukul 15.27
    Yunita Irani says:

    bersama sahabatku
    rati rahmaliah
    vivi permatasari
    riska septiana dewi

    aku merasakan kehidupan akan selalu menyenangkan.aku syg kalian sahabatku

  • 21 November 2011 pukul 23.19
    AboutCom says:

    Isinya keren...

Posting Komentar

 

Education and Life Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates